Latest News :
Home » » Rutin Belajar Bisa Kurangi Stress

Rutin Belajar Bisa Kurangi Stress

Written By minna press publications on Rabu, 14 September 2011 | 19.09



Belajar adalah sebuah kebutuhan bagi kita, ibarat jasad yang selalu membutuhkan konsumsi makanan untuk stamina tubuh, maka belajar adalah sebuah konsumsi pokok untuk kebugaran otak, begitu pula dengan kebugaran hati, pasti ada sebuah konsumsi spiritual. Pada dasarnya, setiap individu di beri mandat untuk bercengkrama dengan alam sekitar kita (manusia dan alam) atau bahasa mudahnya adalah kholifah, begitu beragam dan kompleksnya alam ini, sehingga manusia juga diberi tugas untuk mencari kunci kunci dalam menyelesaikan persoalan. Tak lain kunci itu adalah ilmu pengetahuan. 
Tidak ada yang instant dalam apapun yang kita pelajari, semua pasti ada prosesnya, terbilang sedikit atau banyak, cepat atau lambat, semua ada proses dan jenjangnya. Sebagai santri selayaknya kita selalu mengaji, sebagai pelajar selayaknya kita belajar, dan selalu ada proses belajar dalam kehidupan. Dalam berproses inilah, di anjurkan kita mempunyai sikap yang telaten, seperti halnya yang telah di terangkan dalam kitab klasik yang sering kita pelajari “ta’lim”, bahwa pelajar itu harus sungguh hati dalam belajar secara kontinyu/ajeg.
            Belajar secara general, sebetulnya tidak terpaku hanya di bangku sekolah atau pondok pesantren, jauh lebih dari itu semua, kita di anjurkan untuk tetap belajar dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun. Seperti dalam sabda Rosul yang artinya “ carilah ilmu mulai dari kandungan sampai liang lahat”. Hal ini sebenarnya harus kita sadari bahwa belajar itu ya selama hayat di kandung badan, tetap menggali semangat, dan tetap menjaga ke istiqomah-an dalam belajar. 
            Segala apapun, kalau kita lakukan secara ajeg, itu akan menghasilkan sebuah gerakan yang otomatis, ringan, dan sangat tidak terasa berat. Bahkan segala sesuatu yang yang kita lakukan secara rutin/ajeg itu juga akan menimbulkan kejeniusan tersendiri. Awal mulanya harus membiasakan diri dan memaksakan diri untuk bisa rutin. Karena melatih itu juga sama halnya dengan olahraga, jika tidak terbiasa, maka akan merasa kelelahan dsb.
Dalam megolah ke jeniusan otak, atau ke geniusan hati bahkan sepertinya juga hampir sama dengan olah raga. Harus selalu berlatih dengan sungguh-sungguh. Orang yang mempunyai IQ tinggi, tanpa di dasari ketekunan, hasilnya 20 persen, sementara ketekunan, kontinuitas yang sungguh sungguh bisa mencapai 80 persen hasilnya. Modal dasar tinggi itu akan bisa kalah dengan yang namanya ‘ketekunan’.
            Para pelajar yang masih  terikat sistem pendidikan formal (sekolah), dalam me-menej belajarnya juga se-rutin mungkin, bukan belajar karena akan menghadapi ujian atau tugas saja, karena itu akan memaksa otak kita menampung berbagai memori, yang juga akan mengakibatkan stress, belum lagi terkadang kondisi psikologi yang tidak vit menghadapi ujian, juga akan cepat sekali hilang. Maka di butuhkan kontinuitas dalam belajar, untuk menjaga kebugaran pikiran dan otak kita. Jika belajar di sekolah selama 6 jam, maka takrornya (mengulangi pelajaran) selama 3 jam, jika sekolah diniyahnya selama 3 jam dalam sehari, maka takrornya 1 jam setengah dalam sehari. Sehingga saat ujian atau semesteran, kondisi kita sudah sangat siap, dan kemungkinan besar pikiran kita lebih rilex.  
            Sebenarnya kualitas dari hasil belajar itu tidak hanya sekedar terlihat dalam bentuk point-point yang tertulis dalam  buku rapor, akan tetapi lebih nampak pada riil nya, dalam kesehariannya. Jika dalam pelajaran akhlak ada keterangan yang membuat budi pekerti kita luhur, sudahkah itu terlaksana? Dalam pelajaran yang lain, sudahkah terlihat nyata dalam mata indra kita. Selanjutnya kita kembalikan, bahwa segala ilmu adalah milik-NYA, kita mempelajari tidak lain adalah untuk mengagungkan-NYA (Alloh), jika kesadaran ini tertanam, tidak ada ceritanya ilmuwan yang takabur.
            Tidak ada kata terlambat dalam belajar, tidak ada keterbatasan apapun dalam belajar, yang penting terus saja belajar. Semakin dewasa, semakin bertambah usia, besar kemungkinan persoalan juga akan semakin bertambah, karena itu akan menjadi tester kualitas kita sendiri. Maka dari itulah, harus di siapkan untuk selalu belajar dan belajar. Belajar untuk menguarai satu persatu persoalan dengan baik. Inilah mungkin sebuah inti, kenapa kita di anjurkan belajar dari mulai dalam kandungan sampai ke liang lahat, karena tidak menutup kemungkinan, kita akan menghadapi test test yang terkadang tidak terduga. Karena jika mengetahui ilmunya dalam menyelesaikan persoalan, pasti tidak ada stress, yang bikin stress itu karena ketidak tahuan, yang mungkin juga disebabkan tidak belajar, atau belajar tapi tidak sungguh-sungguh. “semoga diberi kekuatan untuk rutin belajar”.

Penulis : Wahyuni S.PdI (mantan Ketua Komisariat PMII Ngalah periode 2005-2006) dan di publikasikan pada majalah minna edisi VI 2011

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Mas Template | Johny Magazine | Johny News
Copyright © 2011. Media Informasi Ngalah Darut Taqwa - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Slider Script Borneo Templates
Proudly powered by Blogger